Kala Cadar Dimanipulasi demi Kepentingan Pribadi

oleh -88 views

 

Kala Cadar Dimanipulasi demi Kepentingan  Pribadi

Miris, ketika membaca ada penumpang pria mengenakan cadar dan meminjam identitas apalagi surat bebas covid milik istrinya. Petugas bandar tidak akan berani meminta membuka cadar, karena akan dijawab dengan tudingan penistaan agama.

Ini unsur politisasi agama sudah marak berpotensi membahayakan hidup bersama. Jauh sebelum kasus ini, Noordin M. Top gembong terorisme sudah bisa malang melintang dan juga meledakan bom di banyak tempat dengan aman, karena ditengarai mengenakan pakaian ini.

Pelarian DAESH-ISIS juga ternyata banyak dengan cara yang sama. Ini bukan soal agama, namun mengenai cara beragama. Mirisnya adalah ketika cara beragama ini disenntil sedikit saja sudah meradang, dan merasa agamanya dilecehkan. Sama sekali bukan agama, ini label agama.

Menyoal cara berpakaian, bukan aqidah, dogma, apalagi mengenai isi agamanya. Sama sekali bukan. Cara berpakaian, lebih cenderung adalah budaya, bukan isi agama itu sendiri. Cadar itu kelengkapan atribud berpakaian di padang gurun yang berdebu. Melindungi dari debu dan panas.

Konteks ini yang sekiranya perlu dipahami. Tentu tidak juga menyoal cara beragama yang demikian, namun ketika hal itu ternyata dimanfaatkan untuk membesarkan egoisme pribadi dan kelompok? Apakah ini berkaitan dengan beragama dan orang beragama?

Membahayakan orang satu pesawat, penumpang, kru, dan juga siapa saja yang berinteraksi selama di bandara, apalagi di dalam pesawat. Udara yang sama dihirup dan dikeluarkan ternyata oleh orang pengidap covid-19.

Benar, belum tentu orang lain tertular. Namun potensial sangat tertular. Ini dampak yang gede, jangan dianggap sepele.

Membahayakan masa depan petugas. Bagaiamanapun petugas yang harus bertanggung jawab. Memeriksa identitas dengan teliti. Toh ada petugas perempuan. Ini masa pandemi, PPKM lagi, jadi penerbangan tidak akan penuh dan petugas kewalahan.

Bisa diperkirakan, pada masa biasa, apalagi musim puncak penumpang seperti libur atau hari raya seperti apa. Miris ini soal keamanan dan nyawa orang. Masa pandemi berarti juga kesehatan.

Jika penegakan hukum hanya sebatas khilaf dan ujungnya meterai, ya akan terus terulang. Penegakan hukum sudah saatnya diterapkan dengan sangat ketat.  Jangan kacau dengan kepentingan politik dan agama.

Keadaan yang memang ada yang mengingikan sikap saling curiga dan saling membenci. Perlu diakhiri dengan segera. Pemahaman agama yang lebih jernih, berakal, dan berdasarkan nalar. Emosional, bahkan hanya soal label, pakaian, dan atribut lainnya, hanya menyuburkan pihak-pihak yang memang hendak mengacau negeri ini.

Susy Haryawan